Friday, March 30, 2012

Kalau cinta, yah bilang cinta


-->
Bel tanda istrahat berbunyi,Nana membereskan bukunya dan memasukkannya kedalam tas. Lalu ia menuju kantin sekolah. Ketika melewati beberapa kelas, ia melihat dua orang cowok yang terus memperhatikannya. Nana semakin risih, dia bertanya-tanya dalam hati. apa ada yang lucu dari penampilanku? atau penampilanku lagi berantakan?. Pertanyaan ini terus menghantui nana, hingga akhirnya salah satu diantara dua orang cowok itu berkata
            “Hey, salamnya temanku nih”  Cowok itu menunjuk teman yang berada disampingnya.
“Ouppss, ya ampun aku kirain kenapa.Ternyata hanya salam”kata nana dalam hati
“Eh apa? Salam?cowok itu siapa?”nana tersadar dengan ucapan sebelumnya.
Nana hanya menatap kedua cowok itu, lalu bergegas menuju kantin.
Siapa mereka? Trus cowo yang satunya lagi  itu siapa?
Ahh, entahlah. Mungkin mereka sekedar iseng.
***
Pagi itu nana sangat sibuk. Dia harus menyiapkan segala keperluan,untuk program kerja osis yang telah ia susun sejak semalam. Kemudian Usi menghampirinya.
            “Sibuk banget bu, mau menyambut kedatangan presiden yah” godanya
            “Kamu ini ada-ada saja. Mana ada presiden mau datang kesekolah kita. Yang ada dia sudah lari ketika dengar nama usi” Nana membalas godaan usi.
            “Heh.. enak saja, malah presiden akan senang liat aku na”
            “Ia, kan kamunya orang yang langka yang pernah presiden liat”
Bel tanda masuk berbunyi, nana memasukan semua programnya kedalam map.
            “Ya sudah, aku ketempat dudukku yah”. Usi meninggalkan tempat nana, dan kembali ketempat duduknya.
Bu ratna seorang guru fisika memasuki ruangan kelas mereka. Ketua kelas memberi aba-aba untuk memberi salam.
            “Materi hari ini adalah tegangan permukaan....” bu ratna memulai pelajaran.
Anak-anak mulai memperhatikan dengan seksama.
            “Baiklah, ada yang tautegangan permukaan itu seperti apa?”
Nana mengangkat tangannya.
            “Saya bu”
            “Silahkan nana”
“Tegangan permukaan adalah kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang, sehingga seperti ditutupi lapisan elastis. Seperti adanya gaya adhesi dan kohesi sehingga menyebabkan meniskus cekung atau cembung”
“Bagus sekali nana. Nah anak-anak agar kalian bisa lebih mengerti, pelajari dan kerjakan soal-soal yang ada di buku kalian
            “Baik bu” jawab siswa serempak
Seusai pelajaran, usi menghampiri nana dan mengajaknya ke kantin. Cowok yang kemarin bertemu nana, kini terlihat memperhatikannya.
            Apa ia, dia yang kirim salam ke aku?apa dia malu, jadinya dia nyuruh temannya? Apa-apaan sih aku ini.
            “Halo... na, kamu kenapa?
            “Tidak kenapa-kenapa kok si”
            “Emm” usi melihat kearah cowok yang nana lihat.
            “Sudahlah. Ayo cepat makan”
                                                                        ***       
Hari ini nana disibukkan oleh seorang guru pembina Pik-remaja. Kebetulan nana merupakan salah satu anggotanya. Dan hari itu, dia ditugaskan bersama dengan lila untuk memanggil nama siswa yang telah tertulis di selembar kertas. Dan  memasuki sebuah kelas.
                        “Ada yang bernama nandar?” tanya nana kepada anak kelas 10 D.
                        “Dia ada di ruangan dekat ruang guru”
Nana bersama lila menuju tempat yang disebutkan oleh anak kelas 10 D itu. Sesampainya disana dia melihat cowok itu lagi. Tapi nana sama sekali tak mau terpengaruh.
                        “Permisi bu, disini ada yang bernama nandar? pembina Pik-remaja memanggilnya untuk mengikuti sosialisasi” kata nana pada salah seorang guru
                        “Nandar” bu guru memanggilkan salah seorang siswa.
Salah satu diantara mereka menoleh ke arah guru itu.
Oh,tidak. Semoga orang itu bukan cowok itu.
                        “Ada apa bu?”
astaga, apa ia ini orangnya?
                        “Kamu dicari sama mereka” guru itu menunjuk kearah nana
Nana menghela nafas, kenapa aku jadi nervous gini yah. Aduh.
Cowok itu melangkah ketempat nana dan lila berdiri.
                        “Pembina Pik-remaja memanggilmu untuk ikut sosialisasi, jadi kamu ditunggu diruangannya”. Kata nana
                        “Ia, nanti aku kesana” jawab cowok itu.
Nana berbalik badan kembali menuju ruangan Pik-remaja.
                        “Kamu kenapa na? Kok aneh gitu?
                        “ha? Tidak kenapa-kenapa”.
Ya ampun, dia cowok  yang kemarin. Kenapa bukan dia sendiri yang sampaikan salam? Kenapa harus temannya?. Huh, nandar yah? Namanya bagus juga.
                        “Na, kamu dari mana saja? Tanya usi
                        “Dari ruangan Pik-remaja ”
Mereka berdua lalu duduk ditangga. Belum lama mereka duduk cowok yang kemarin bersama  nandar,lewat dihadapan mereka.
                        “Kamu kenapa na, liat orang sampai segitunya? Seperti mau mendetektif orang”.
                        “Cuma rasa aneh aja si”
                        “Cerita donk”
Nana lalu menceritakan peristiwa yang dialaminya kemarin kepada usi.
                        “Begitu ceritanya? Oh ia sampai lupa. Kalau tidak salah, anak yang sampaikan salamnya nandar itu namanya risky”.
                        “Oh ya? Aku jadi penasaran. Sebelumnya sih aku ngak kenal mereka”
            “Ya sudah, bagaimana kalau kita selidiki mereka? Tapi besok-besok aja. Soalnya kita harus fokus ke ujian dulu “
“okelah si, bantuin aku yah”
“beres...”

***


Sebulan kemudian.

                        “Nana...”teriak usi yang berlarian menuju tempat nana
                        “Ada apa sih teriak-teriak”
                        “Sekarang bilang ke aku, kamu suka kan dengan nandar itu?” paksa usi
                        “Apa-apaan sih kamu ini”
                        “Bilang saja. Belakangan ini kan kamu curhat ke aku tentang dia. Jawab yang jujur donk na”
                        “Aku sih suka liat dia, trus pengen senyum aja kalau dia lewat depan aku”
            “Aduh na, itu tandanya suka. Kamu suka sama nandar itu. Lagian kamu kan sering bilang kalau dia juga suka senyum kalau ketemu kamu,terus sering perhatikan kamu kan?”
“Aduh, memangnya ada apa sih usi?” nana semakin penasaran
“Kemarin aku denger sendiri, nandar bilang sama teman-temannya kalau dia itu suka sama kamu, tapi....” usi tidak melanjutkan kata-katanya.
“Tapi apa si?
“Temannya bilang kamu tidak mungkin suka sama dia?”
                        “Kenapa temannya bilang gitu?”
            “Yang aku dengar , temannya bilang begitu karena kalian tidak saling kenal akrab. Nandar sih diam saja waktu temannya bilang seperti itu”
Nana menghela nafas panjang dan terdian sejenak.
            “Kalau kamu juga suka sama dia, aku akan bilang sama nandar”
            “Ngak usah si”
            “Loh, kenapa”
            “Kalau cinta, ya harus bilang cinta. Dia harus punya keberanian sendiri.”
            “Kalau dia tidak berani gimana?”
            “Ya sudah, biarkan saja berlalu”
            “Idih, basi donk”
            “Sudahlah si, tidak  perlu bahas soal itu lagi. Mending kita belajar yang rajin biar naik kelas”
            “Padahal aku bisa bantuin kamu”
            “Tidak perlu. Sudah-sudah, sekarang kita kekelas” nana menarik tangan usi.
Akan tetapi, nana tetap memikirkan hal itu. Dalam hatinya dia juga punya rasa kecewa.

-->Apa nandar takut mengatakan hal yang sebenarnya? Kalau dia cinta ,semestinya dia harus katakan. Aku sudah beri harapan padanya, kenapa dia tidak mengerti juga?. Ya sudahlah,itu semua terserah dia. Tapi aku Cuma mau bilang “kalau cinta ,yah bilang cinta”.Jangan sampai kamu akhirnya menyesal.
-->
BIODATA PENULIS
Nama lengkap     : Nur Komariah
Sekolah               : Smk Negeri 2 Palu
Kelas                   : XI
Jurusan                : Broadcasting
 

0 comments:

Post a Comment