Kemunculan
media baru sesungguhnya bukan merupakan fenomena mutakhir, namun penggunaannya
di Indonesia baru benar-benar terasa pada era globalisasi saat ini. Pada awal
kemunculannya, ada pandangan yang muncul bahwa yang tercakup dalam media baru
hanya media interaktif saja. Namun, dua ahli komunikasi Ronald E. Rice dan
Frederick Williams menyatakan pandangan mereka bahwa media baru yang dibentuk
komputer adalah media dalam pengertian yang sangat luas, yaitu bukan media
massa seperti surat kabar, radio,
televisi,
atau film.
Sementara
Joseph, Fritz, dan Barry mengungkapkan bahwa media baru merupakan istilah yang
mengacu pada konvergensi antara teknologi audio/video dengan World Wide Web.
Perkembangan pertama yang patut disimak adalah
perkembangan dalam medium komunikasi massa itu sendiri. Perkembangan yang pesat
dalam teknologi informasi dan komunikasi, serta terjadinya konvergensi
teknologi, menyebabkan lahirnya berbagai jenis media baru, yang tidak secara
sederhana dapat kita pilah dengan kategori media cetak atau elektronik.
Contoh kasus : Fenomena media baru merupakan sebuah media dari
perkembangan zaman. Bila kita lihat beberapa tahun terakhir, mulailah
bermunculan journalism online diberbagai media online. Hal tersebut berbanding
lurus dengan kemajuan teknologi, tujuan utamanya adalah semata-mata untuk terus
meningkatkan kualitas jurnalisme agar lebih baik lagi.
Referensi
John Vivian, teori komunikasi massa (edisi 8),
Kencana prenada media group
Ana
Nadhya Abrar. 2003. Teknologi Komunikasi: Perspektif Ilmu Komunikasi.
Yogyakarta: LESFI.
Hal. 37
Joseph
Dominick, Fritz Messere & Barry L. Sherman. 2004. Broadcasting, Cable,
The Internet, and Beyond: An Introduction To Modern Electronic Media. New
York: McGraw Hill. Hal. 149
0 comments:
Post a Comment