Wednesday, December 16, 2015

Teori Ekonomi Politik (Pengantar Dalam ekonomi Politik Media)

Menurut Vincent Mosco (1995), "ekonomi politik adalah studi tentang hubungan sosial, khususnya hubungan kekuasaan, yang merupakan produksi, distribusi, dan konsumsi sumber daya, termasuk sumber daya komunikasi." Pandangan ekonomi politik klasik akan melibatkan mengenai pandangan kapitalisme lebih tepatnya, yang dipelajari adalah kapitalisme sebagai sistem produksi sosial.
Pandangan Karl Marx dan Frederick Engels kemudian mengemukakan sudut pandang baru yang mengkritik system kapitalis serta ketidakadilan yang muncul dari system tersebut. Kemudian pada pertengahan abad ke sembilan belas terjadi perubahan fokus dari kajian isu ekonomi dari makroanalisis menjadi mikroanalisis. Penekanan diberikan pada permasalahan individual dan bukannya masyarakat dan metodenya diambil dari ilmu sosial dan bukannya filsafat moral. Nama disiplin ilmu ini kemudian juga diganti menjadi ekonomi, yang pertama kali diperkenalkan oleh William Jevons, ketika pandangan neoklasik berkembang. Walaupun pandangan neoklasik ini bertahan, ekonomi politik juga terus berkembang. Beberapa versi konservatifnya adalah pendekatan korporatis dan teori pilihan public (atau juga dikenal sebagai ekonomi politik baru atau ekonomi politik positif).
Sementara itu ekonomi politik institusional merepresentasikan sebuah pendekatan yang berfokus pada faktor teknologi dan institusional yang mempengaruhi pasar. Vincent Mosco mendefinisikan ekonomi politik versi ini sebagai “studi hubungan sosial, khususnya hubungan kekuasaan, yang secara mutual mengatur produksi,  distribusi dan konsumsi sumber daya.” Ia menekankan bahwa ekonomi politik adalah mengenai eksistensi (survival) dan kontrol. Terdapat empat karakteristik utama yaitu perubahan sosial dan sejarah, totalitas sosial, filsafat moral dan praksis.
Fokus dari ekonomi politik adalah alokasi sumber daya (material) di dalam masyarakat kapitalis, melalui kajian terhadap kepemilikan dan kontrol, dokumen ekonomi politik dan juga melalui analisa hubungan antar kekuasaan, sistem kelas dan berbagai ketidaksetaraan struktural lainnya.
Karena itu Vincent Mosco menjabarkan 4 (empat) karakteristik inti dari kritikal ekonomi politik yang dapat membantu dalam memahami pendekatan ini, yaitu :
1.      Perubahan sosial dan sejarah. Karakteristik ini berusaha untuk melanjutkan tradisi  dari teoritisi klasik, membuka dinamika dari kapitalisme – seperti siklus alami dari kapitalisme, pertumbuhan monopoli modal, aparat Negara, dan lainnya
2.       Totalitas Sosial. Karakteristik ini berusaha untuk menggambarkan mengenai hubungan antara komoditas, institusi, relasi sosial, dan hegemonu serta mengeksplorasi determinasi diantara elemen-elemen diatas, meskipun beberapa elemen lebih ditekankan daripada elemen yang lainnya
3.      Filosofi Moral. Teori ekonomi politik kritis mengikuti teoritisi klasik yang menekankan pada filosofis moral, termasuk didalamnya tidak hanya analisis dari system ekonomi tetapi juga mengenai masalah kebijakan dan moral yang berkembangan.
4.      Praksis. Karakteristik ini berusaha untuk melampaui perbedaan antara penelitian dan kebijakan, berorientasi pada kerja terhadap perubahan dan tindakan sosial.

Model yang dikemukakan oleh Mosco sesuai dengan formula yang dikembangkan oleh para ekonom politik dari Inggris Graham Murdock dan Peter Golding, yang membedakan antara ekonomi politik kritis dari ekonomi yang sedang berlaku (mainstream) : holistik, historis, dan perhatian dengan keseimbangan antara perusahaan kapitalis dan intervensi publik serta melihat masalah efisiensi sebagai dasar pertanyaan moral mengenai keadilan, barang publik, dan ekuitas.

Contoh kasus : Ketua Fraksi Partai Demokrat Dewan Perwakilan Rakyat Edhie Baskoro Yudhoyono ingin pemerintah mendorong perekonomian nasional dengan harus mempercepat pengembangan usaha kecil-menengah serta memperkuat daya saing dengan memfasilitasi akses terhadap informasi, pasar, keuangan, dan modal bagi wirausaha muda dalam bentuk kredit usaha rakyat. Ibas memberi contoh pencapaian pemerintah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam mendukung sektor UKM.Untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN, Ibas menyarankan pemerintah menyiapkan regulasi-regulasi di semua sektor, tidak hanya di bidang infrastruktur, tapi juga beleid yang mendukung dunia usaha. Pemerintah mesti siap menghadapi agenda pasar bebas ASEAN karena telah menjadi agenda bersama di kawasan Asia Tenggara.

Referensi :
 John Downing, Ali Mohammadi & Annabele Srebery-Mohammadi, Questioning The Media: A Critical Introdustion, (Newbury Park, California: Sage Publication, 1990), p. 37

Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol. 1, No.2, Oktober 2011 ISSN: 2088-981X

0 comments:

Post a Comment