Wednesday, December 16, 2015

Trend Industry Media ( Konglomerasi, Sinergi Dan Pengaruhnya Terhadap Media)

Konglomerasi televisi tidak saja berkembang di Indonesia Fenomena ini telah mengglobal. Ben Bagdikian (1998) dalam studinya menunjukkan bahwa konglomerasi media didunia telah mengarah pada konsentrasi kepemilikan yang mengerikan. Kepemilikan media didunia mengkhawatirkan karena merekalah dengan modal/capital meterialisme yang dimilikinya menyebarkan ideology-ideologi dominan yang membahayakan, seperti yang diuraikan oleh tradisi neo-marxist. 

Contoh Kasus : Pada akhir tahun 1990-an, beberapa stasiun Tv swasta nasional pun mulai berdiri di Indonesia. Trans Tv dimiliki oleh pengusaha pribumi dan pemilik para grup chairul tanjung. Lativi yang dimiliki oleh mantan menteri soeharto kala itu yakni abdul latief. Lativi akhirnya bangkrut dan diambil alih oleh bakrie group yang berganti nama menjadi TVone. Sementara itu kompas grup juga mendirikan televise swasta nasional, yakni tv7. Namun tidak bertahan lama, kemudian tv7 dimerger oleh chairul tanjung dari para grup menjadi trans7. Mulailah bisnis televisi di tanah air, menjadi lebih kompetitif karena mereka harus berebut kue iklan yang ada.  

Referensi

Henry subiakto, Rachmah ida . 2012. Komunikasi Politik, Media, & Demokrasi, Jakarta : kencana raya,

0 comments:

Post a Comment