Wednesday, December 16, 2015

Pendekatan Ekonomi Politik Media

Studi ekonomi politik media adalah kajian yang memfokuskan perhatiannya pada penyebab dan konsekuensi ekonomi, keuangan , dan politik terhadap budaya (babe,2009:8). Ekonomi politik media sebenarnya adalah pertarungan bagaimana aspek-aspek ekonomik dan  politik telah memenuhi produksi dan reproduksi budaya sebagai komoditas media massa.
Pendekatan ekonomi politik media lebih melihat bagaimana konsepsi materialisme didistribusikan dan disirkulasikan dalam praktik pelaksanaan produksi kultural. Babe (2009) juga menuliskan bahwa akar dari ekonomi olitik media bermula dari pandangan-pandangan dan konsepsi yang lahir dari para pakar cultural studies (studi budaya) seperti Theodore adorno , Richard hogart, Raymond William, dan E.P Thompson yang memperkenalkan teori  tentang cultural materialsm yang merupakan upaya para penganut teori kritis untuk menjelaskan bahwa culture atau budaya merupakan hasil produksi dan reproduksi yang disebabkan atau menjadi konekuensi logika ekonomi (materialsm). Budaya telah menjadi komoditas yang dihasilkan dengan kepentingan tertentu pembuatnya untuk kepentingan memperoleh keuntungan finansial semata.
Dalam pandangan klasik, ekonomi politik merupakan diskursus yang mempelajari tentang hubungan kekuasaan terhadap produksi, distribusi, dan konsumsi kekayaan (wealth), pendapatan dan sumber-sumber ekonomi, termaksud sumber-sumber informasi, dan komunikasi (base,2009). Tulisan adam smith (1776) the wealth of nations merupakan teks pertama yang dianggap memperkenlkan konsep ekonomi politik didalamnya. Smith menyebutnya ekonomi politik sebagai “a branch of scince of a statesman or legislator”atau cabang ilmu yang membantu pemerintah menyiapakn kondisi-kondisi untuk menstimulasi pertumbuhan ekonomi.
Pada perkembangannya, teori klasik tentang ekonomi politik mengalami pemekaran dan variasi perkembangannya. Pandangan neoklasik dan Chicago yang mencoba mengaitkan banyak aspek dan persoalan social dengan perspektif ekonomi politik. Adapun pandangan kritikal ekonomi politik dan yang akan banyak digunakan dalam penelitian ini melihat lebih jauh dari sekedar materialisme determinisme saja, melainkan aspek-aspek yang lebih kritik terhadap kehadiran budaya dan kesadaran.  Pendekatan kritis yang motori oleh horkheimer (1930) dari Frankfurt school, melihat ekonomi politk tidak dalam pandangan hubungan kekuasaan antara ekonomi politik, tetapi lebih jauh lagi melihat konsekuensi power relation ini terhadap konteks budaya dan kesadaran masyarakat yang diciptakannya.
Pndangan kritis memberikan memberikan pemahamannya pada tiga hal (base,2009:16) pertama, teori kritis menghindari pandangan determinisme ekonomi dari marxisme. Kedua, pandangan Frankfurt school ini menolak bahwa pengetahuan bisa atau “can ever be value free”sehingga mereka secara sadar melihat kondisi social atau ekonomi, dan praktik-praktiknya dalam masyarakat, terutama pada distribusi pendapatan dan kekayaan. Ketiga, pandangan teori kritis juga melihat bahwa budaya adalah kunci untuk memahami hubungan kekuasaan terutama yang tergambar dalam budaya  massa, sehingga pandangan kritis inilah yang awal mulanya memperkenalkan pendekatan critical media studies.
Contoh kasus : Beberapa kasus telah membuktikan ketika media yang dimiliki fungsionaris partai politik tertentu, digunakan sebagai ajang kampanye oleh pemeliknya untuk pemenangan dirinya. Belum lagi PT. Media Nusantara Citra (MNC) yang yang di nahkodai oleh hary tanu yang juga selaku bagian dari partai politik yang mada kepemilikan medianya semakin besar.

Referensi :
Henry subiakto, Rachmah ida . 2012. Komunikasi Politik, Media, & Demokrasi, Jakarta : kencana raya,

0 comments:

Post a Comment